Selasa, 09 Maret 2010

Warga Mamuju Ditemukan Tewas

PALU – Nahas menimpa Dedy Aswad (25). Warga Jalan Suprapto lorong Mangga III itu, ditemukan tewas di selokan setinggi 4 meter. Jasad Dedi, ditemukan di Jalan Trans Sulawesi sekitar 50 meter dari Polsek Palu Timur, oleh warga setempat sekitar pukul 06.30 Wita, kemarin.

Informasi yang dihimpun di TKP, korban ditemukan dalam posisi tertindih oleh sepeda motor yang dikendarainya dengan nomor polisi B 6921 SAN. Salah seorang warga yang bermukim tidak jauh dari TKP, mengaku sekitar pukul 02.00 dini hari, ia mendengar suara benturan keras dan bunyi sepeda motor dengan gas tinggi. “Tadi subuh (kemarin, red) sekitar pukul 02.00 saya dengar ada suara motor seperti digas tinggi, mungkin yang naik motor itu yang jatuh di jurang,” kata sumber seorang pria berumur 50 tahun yang minta namanya tak dikorankan.

Sumber, mengatakan di tempat ditemukannya korban sudah beberapa kali terjadi lakalantas. “Memang kalau malam gelap sekali tidak ada lampu, jadi kalau orang laju dan belum pernah jalan di sini, dikira jalan lurus makanya sampai jatuh ke jurang,” katanya.

Rekan korban, Alam (29) di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, menuturkan sebelum korban ditemukan tewas pada malam harinya sekitar pukul 11.00, dirinya masih sempat bertemu korban dan menanyakan hendak kemana menggunakan sepeda motor seorang diri. Korban, menjawab ingin jalan-jalan. Bahkan kakak korban ujar Alam, masih sempat menelepon korban untuk segera pulang karena sepeda motor yang dipakai korban milik kakak korban.

Menurut Alam, korban baru sekitar 2 pekan di Palu dari Desa Benggaulu Mamuju dan tinggal bersama kakaknya di Jalan Suprapto lorong Mangga III. “Kebetulan saya tinggal satu lorong dengan korban dan saya sering main di rumah kakaknya jadi sudah akrab,” ujarnya.

Usai diperiksa dan dimandikan, jasad korban langsung dibawa keluarga menggunakan mobil ambulans ke kampung halamannya di daerah Mamuju. (ron)

Ini Laporan Lengkap Mutasi Kapolwiltabes Makassar

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar (Kapolwilbes) Makassar, Kombes Polisi Gatta Chaeruddin dan Direktur Intelejen dan Kemanan (Dir Intelkam) Polda Sulsel Kombes Polisi, Sugi Pamilih, diganti, Selasa (9/3/2010).


Gatta yang baru empat bulan bertugas di Makassar ini diangkat dalam jabatan barunya sebagai Karo Bina Mitra Polda Jawa Barat, menggantikan Kombes Polisi Wasito Hadi Purnomo.

Sementara itu posisi Gatta, digantikan oleh Kombes Polisi, Chairul Anwar, yang sebelumnya menjabat sebagai staf Bareskrim Mabes Polri.

Sedangkan Dir Intel Polda Sulsel Sugi Pamilih, yang juga baru beberapa bulan bertugas di Makassar ditarik dalam jabatan barunya sebagai analisi utama Baintelkam Polri. Sugi digantikan oleh Kombes Polisi Erwin Triwanto.

Tak hanya itu, Kapolresta Makassar Timur AKBP Mansjur, juga ikut dalam gerbong mutasi yang bernomor STR/193/III/2010. Mansjur ditempatkan sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan Bimbingan Teknis Pusdalops Polri.

Dan Posisi Mansjur, diduduki AKBP Totok Lisdiarto. Sebelumnya Totok tercatat sebagai Kepala Detasemen A Satuan Brimob Polda Sulsel. Dan Kepala Rumah Sakit (Karumkit) tingkat II Ujung Pandang Kombes Polisi, Didi Agus Mintadi diangkat menjadi Kabid Dokkes Polda Sumatra Utara.

Didi digantikan oleh AKBP Dr Purwadi. Sebelumnya Purwadi menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Riau.

Kepala Kepolisian Daerah, Irjen Polisi Adang Rochjana, yang dikonfirmasi membenarkan adanya mutasi tersebut. Hanya saja Adang enggan memberikan keterangan lebih jauh saat ditanyai mutasi tersebut memiliki keterkaitan dengan kerusuhan di Kota Makassar.(*)

Senin, 04 Januari 2010

kata bijak


Rahasia terbesar dalam hidup adalah melewati hari ini dengan penuh makna tentang cinta, ilmu dan iman. Karena dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup menjadi terarah.



Kalah Memaki Menang Kemaki, maksud saya menang tetapi dicaci-maki. Ini biasa terjadi mulai dari level orang kecil sampai ke orang besar. Orang memaki kadang halus, atau memaki dengan cara memuji, sampai yang dimaki tidak terasa. Ada juga orang yang merasa dimaki padahal sedang dinasehati, namun dengan cara yang tidak lembut